Selasa, 13 April 2010

PENDIDIKAN NILAI:PENDIDIKAN YANG KIAN TERLUPAKAN

Dalam konsep etika,nilai adalah sesuatu yang baik,benar dan indah.Sementara dalam konsep tataran fenomena praktis,nilai ialah suatu jumlah(kuantitas)atau rumusan-rumusan yang penting dalam penjumlahan objek kajian.

Nilai sebenarnya merupakan sesuatu yang natural karena pada dasarnya nilai telah membuat individu menjadi hidup.Nilai telah menjadikan seseorang yang hidup lebih hidup dengan menyadari eksistensi dirinya di muka bumi.Kesejatian nilai-nilai kehidupan(Living Values)memiliki dampak yang urgen di dalam diri setiap pribadi.Karena itu kesejatian nilai-nilai kehidupan perlu diperjuangkan dan ditanamkan dalam diri setiap pribadi di lingkup keluarga,masyarakat,bangsa dan Negara.

Pencapaian kesejatian nilai-nilai kehidupan tidaklah semudah membalikan telapak tangan,mengingat perlu adanya usaha penginternalisasian nilai-nilai kehidupan agar nilai-nilai itu tidak hanya sebatas jumlah atau rumusan namun lebih dari itu bahwasanya nilai itu benar-benar dialami dalam kehidupan nyata.Pada hakekatnya nilai merupakan sesuatu yang natural dan sudah ada dalam pribadi setiap individu namun seiring perkembangan jaman nilai tidak dapat bertumbuh secara alamiah oleh karena adanya faktor penghambat atau kondisi yang tidak memungkinkan.Sebut saja tumbuhnya dewa-dewa kapitalisme di abad modern.Dari sebab itulah perlu dibantu melalui pendidikan nilai,suatu model pendidikan yang mengangkat nilai-nilai kehidupan ke permukaan agar tetap survive dan eksis.

Nilai bukanlah kumpulan jumlah(kuantitas) yang dapat diukur .Nilai dapat ditransfer ke pribadi melalui pengalaman pribadi.Dari sinilah perlu adanya internalisasi nilai-nilai kehidupan pada setiap anak didik baik di lingkup keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Benyamin Franklin(1706-1790)seorang negarawan besar USA pernah mengungkapkan 13 keutamaan nilai,dari 13 nilai tersebut ada 5 yang menjadi dasar secara keseluruhannya yakni cinta(Love),Kejujuran(Honesty),kerja sama(Cooperation), kerendahan hati(Humility) dan perdamaian(Peace).Pendidikan yang mengajarkan tentang cinta,kejujuran,kerendahan hati,kerja sama dan perdamaian bukanlah hal yang mudah tetapi perlu diaplikasikan pada penginternalisasian nilai-nilai kehidupan yang konkrit dan faktual.Pendidikan nilai telah memiliki tangan-tangan yang mampu secara konkrit mengajarkan nilai-nilai kehidupan,pendidikan reliogitas seperti kejujuran,cinta atau pendidikan karakter dengan menekankan pada pembentukan aspek kepribadian.

Bagaimana dengan pendidikan nilai dewasa ini?Eksistensi pendidikan nilai mulai dipertanyakan terutama sekolah yang lebih menekankan pada pengumpulan angka yang tinggi akibatnya mengenyampingkan pendidikan nilai,kendatipun pendidikan nilai telah diajarkan secara teoritis,tetapi pendidikan nilai harus menyentuh pada tataran praktis karena mengingat pendidikan nilai merupakan pendidikan kesejatian nilai-nilai kehidupan.

Dunia pendidikan dewasa ini dipenuhi berbagai problematis yang mendera bahkan mencederai pendidikan kita.Dari tingginya angka buta aksara hingga kasus jual beli ijasah yang makin marak terjadi seakan dunia pendidikan dijadikan lahan komersialisasi edukasi.Inilah wajah pendidikan kita,yang sebenarnya memiliki substansinya pendidikan ialah proses memanusiakan manusia,namun manusia itu sendiri telah menjadi srigala bagi manusia lainnya sebagaimana yang dikatakan Thomas Hobbes dalam adagium klasiknya.

Inilah buah pendidikan nilai yang tidak menyentuh pada akar persoalan real yang ada.

Pendidikan nilai butuh waktu serta komitmen dari orang tua,guru maupun semua komponen yang menamakan dirinya “pendidik”.Orang tua menanamkan nilai-nilai kehidupan seperti kerendahan hati,cinta,tanggung jawab melalui perkataan serta lebih dari itu harus diimplementasikan dalam aksi nyata.Ayah ibu memiliki peran ganda,sebagai orang tua yang mengayomi serta sebagai guru yang mendidik.Peran orang tua dalam pendidikan nilai ialah menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan dalam keluarga mengingat keluarga sebagai komunitas pertama dan utama dalam membina dan mengemban nilai-nilai kehidupan.Anak akan mudah menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan orang tua melalui keserasian tutur kata dan perbuatan.Oleh sebab itulah muncul pepatah klasik”buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”,pohon yang baik tentu akan menghasilkan pula buah yang baik.

Pada lingkup sekolah,pendidikan nilai secara teoritis telah terimplisit pada pendidikan agama,pancasila,budi pekerti dan etika yang secara garis besar mengajarkan keutamaan nilai-nilai kesejatian hidup seperti cinta kasih,kerendahan hati,kejujuran dsb.Tetapi yang menjadi persoalannya,apakah nilai-nilai itu telah eksis dan dialami secara nyata dalam diri masing-masing?Inilah yang menjadi tekai-teki yang sulit ditebak kebenarannya bahkan cenderung mengalami kegagalan dengan berpijak pada fenomena realitas yang ada.

Disinilah peran lembaga-lembaga pendidikan dengan personil-personilnya(guru,orangtua,pemerintah)dengan mengedepankan keutamaan nilai-nilai kehidupan.Seorang guru haruslah menjadi bapak yang mengayomi anak-anak,mengajarkan cinta kasih,kebenaran dan keadilan terlepas dari jabatannya apakah ia guru geografi ataukah matematika tetapi setiap guru haruslah mengemban keutamaan nilai-nilai kesejatian hidup.

Pendidikan nilai menjadi tanggung jawab kita semua dengan cara,tindakan dan prilaku kita mampu menjadi guru sesuai profesi dan kapasitas kita masing-masing mengingat pendidikan itu tanggung jawab kita bersama karena pendidikan ialah ibadah,ia ibarat pelita yang menerangi kelamnya malam dan kita adalah pelita-pelita itu.

Di tengah derasnya arus jaman,pendidikan nilai harus digiatkan secara berkesinambungan di lingkup keluarga,sekolah dan masyarakat.Komunitas-komunitas ini menjadi tangan-tangan yang menanamkan keutamaan nilai-nilai kehidupan.Keluarga menjadi komunitas dasar dalam persemaian(Seminarium) unutk menumbuhkan bibit-bibit nilai kehidupan seperti cinta,kerendahan hati,kejujuran dan tanggung jawab karena di dalam komunitas ini internalisasi nilai-nilai kehidupan dialami secara nyata.Sementara itu,organisasi kemasyarakatan,organisasi keagamaan menjadi tangan-tangan kedua(The second hands)dalam pembentukan kepribadian dan penanaman nilai-nilai kehidupan.Kontribusi organisasi-organisasi inipun sangat besar sehingga pendidikan nilai yang didapat dalam organisasi-organisasi yang ada dapat mengaktualisasikan pribadi-pribadi tangguh dengan memiliki semangat cinta dan pelayanan yang tinggi.Keluarga,sekolah dan masyarakat perlu sinergisitas pengaplikasian nilai-nilai kehidupan sesuai peran dan fungsinya masing-masing agar kelak bangsa ini tidak melupakan jati dirinya yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang luhur yang telah di tanamkan para pendahulunya.

FRANSISKUS PONGKY SERAN

ALUMNUS SEMINARI LALIAN 2004

MAHASISWA STISIP FAJAR TIMUR ATAMBUA

KETUA ASISTEN DE COLORES SIN FRONTERAS ATAMBUA

PUSTAKAWAN PADA SMPN 1 ATAMBUA

STAF KOMSOS KEUSKUPAN ATAMBUA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar